Broken Home --2 (Aku dan duniaku)

Broken Home dapat membuat korbannya masuk kedalam 'Dunia Gelap'
Ya!
'Dunia Gelap

Mau tidak mau semua korban Broken Home Merasakan depresi dan tekanan hidup yang sangat sangat berat.
Tak sedikit walaupun tidak semua dari mereka mulai hilang arah karena tidak punya pegangan hidup.
Ditambah dengan lingkungan yang keras 'memaksa'mereka untuk melakukan berbagai macam cara untuk melupakan semua masalahnya.
Mereka lakukan dengan alasan hanya itu yang bisa mereka lakukan untuk berontak dari kenyataan.
tapi "kita tidak boleh lari dari kenyataan bukan?"
seperti itu pula lah yang pernah aku rsakan ketika aku merasakan pahit dan sakitnya 'bencana' ini.
Pada awalnya aku mulai merasa bahwa semuanya telah berakhir. Tak ada
lagi yang bisa aku lakukan. Hidup ku hanya buang buang buang waktu saja
dan tak berguna lagi.
Story
Saat itu umurku masih 9 tahun,
waktu yang biasanya anak anak lain gunakan untuk bermanja manja dengan
keluarganya. Tapi tdak untuk ku. Takdir memaksaku untuk coba pahami
kerasnya dunia lebih awal.
Ayahku tersandung kasus kekerasan di tempat kerjanya dan harus merasakan
dinginnya dinding penjara selama proses pemeriksaan berlangsung.
Setelah kasus selesai ayah di pecat dari pekerjaannya, dan berbagai asalah baru pun muncul.
Hari hari saat ayah kembali bukan menjadi hari hari yang indah, justru
menjadi hari hari yang memaksaku lebih sering menutup telinga karena tak
ingin mendengar perkelahian antara kedua orang tuaku. Menangis mungkin
hanya itu yang bisa ku lakukan saat itu.
Satu tahun kemudian disaat Umurku 10 tahun,
aku berpisah dengan kedua orang tuaku, aku tinggal jauh dari mereka.
Saat itu aku tak tau apa yang terjdi disana sampai aku menemukan satu
tembar kertas dalam lemari yang dibungkus map warna merah muda dan
bertuliskan ''AKTA CERAI" disitu aku menangis dan air mataku mengalir
dengan deras, bahkan aku belum sempat berfikir apapun namun air mata itu
sudah telanjur menetes.
Aku bertanya - tanya apakah semuanya sudh berakhir?
Semuanya akan hilang dan tak akan kembali?
Setelah aku tau bahwa semuanya telah berakhir, aku terima ini sedikit
demi seddikit meskipun aku tau itu tak munkin di lakukan oleh seorang
bocah berumur 10 tahun.
2 tahun berlalu dan aku kehilangan kabar dari ayah, bahkan aku sangat jarang bisa mendapat info darinya.
Mamahu udah nikah lagi, aku tinggal bersama dia dan suami barunya di bandung.
ya aku akui memang tidak terlalu buruk sikap ayah tiriku ini tapi tetap
sosok ayah yang seperti dulu tak akan pernah tergantikan.
Pernah sekali saat itu aku merasakan rindu yang sangat berat dan entah
kenapa aku sangat ingin bertemu ayah dan mamah di saat yag bersamaan.
Akhirnya aku minta Mamah Untuk menghubugi ayah untuk bertemu dan
menghabiskan Sau hari penuh bersamaku, awalnya mamah gk menggubris tapi
dia mengabulkannya setelah aku memohon dengan tangis, mungkin dia tidk
tega melihat anaknya.
oke dan akhirnya aku bisa bertemu dengan mamah dan ayah secara
bersamaan, tak ada rasa canggung sama sekali dari raut mereka , mungkin
mereka berpura pura seakan tak ada masalah di hadapanku agar aku bisa
bahagis saat itu. Hari itu pun berjalan dengan sangat indah aku rasa,
walau tak berlibur layakya orang kaya, hanya sekedar berjalan jalan
biasa, namun terasa indah jika bersama keluarga, Hal yang sangat sulit
kudapat lagi di lain waktu.
BERSAMBUNG....
Comments
Post a Comment