Pergerakan Mahasiswa Itu Sia-sia?
![]() |
Mimbar Bebas (28-10-2019) |
PERGERAKAN MAHASISWA ITU SIA-SIA?
Ini curhatanku, mahasiswa baru universitas padjadjaran, yang kutulis di bawah ini adalah potongan dari naskah orasiku ketika di acara "Suara Jurnal Jurnil 2019" (07-11-2019), salah satu tugas dari mata kuliah retorika dan pernah aku gunakan juga ketika di acara "Mimbar Bebas" (28-10-2019), yang di selenggarakan oleh Bem Kema Unpad.
Hidup Mahasiswa !
Hidup Rakyat Indonesia !
Itu adalah dua kalimat yang harus terus ada
dalam dada kita mulai saat kita menjadi mahasiwa dan seterusnya, menjadi pedoman di setiap
pergerakan kita, menjadi pedoman di setiap perjuangan kita dan menjadi tamparan
bagi kita saat melihat realitas yang ada.
Mahasiswa
adalah nafas bagi demokrasi kita. Sejarah membuktikan, setiap kejadian penting
tentang perubahan yang terjadi di Indonesia selalu melbatkan peran mahasiswa
dan pemuda didalamnya. 91 tahun yang
lalu pemuda-pemuda dari berbagai penjuru nusantara berkumpul dan menyepakati suatu sumpah yang menjadi
cikal bakal dari terbentuknya sebuah bangsa. Itu yang kita peringati setiap tanggal 28 oktober yaitu, sumpah pemuda.
Kemerdekaan
NKRI pun terjadi karena pemuda menjemputnya. Tahun 1945 para kaum muda
berdialektika dengan para kaum tua hingga akhirnya harus menculik bung karn
agar segera memproklamirkan kemerdekaan Negara kesatuan republik Indonesia. Andai
saja kaum muda tidak mengabil peran saat itu, mungkin 17 agustus bukanlah hari
yang sacral yang selalu kita peringati setiap tahun.
![]() |
Mimbar Bebas (28-10-2019) |
Tak
cukup sampai disitu, tahun 1967, masyarakat resah dengan keadaan Negara, pemuda
yang pada saat ini sudah mempunyai nama lain yaitu mahasiswa, masih menggebu
dengan semangat pembaharuannya. Hingga bung karno dengan segala kharismanya pun turun dari jabatannya.
Dan
tahun 1998 lagi lagi mahasiswa harus turun kejalan melawan rezim yang dzolim
terhadap rakyatnya melawan rezim yang tidak pro rakyat. Dan akhirnya Soeharto
dengan segala kekuatan militernyapun tumbang dan turun di tangan mahasiswa.
Eh eh
eh, tapi sekarang dizaman serba modern ini ada banyak orang yang bilang
mahasiswa tugasnya Cuma kuliah, mahasiswa tugasnya Cuma belajar, jangan sok ngurusin Negara, urusin aja IPK. Harus lulus 4 tahun, ipk mu gak boleh turun,
Lulus kerja dapet gaji umk. Katakan pada
mereka, mereka lupa akan sejarah, mereka lupa apa yang mereka nikmati saat ini
adalah jerih payah para pemuda yang mengorbankan harta bahkan nyawa demi sebuah
perubahan.
Apakah
kita harus terdiam melihat bagaimana negara ini tercabik cabik martabatnya.
Apakah kita harus diam ketika para elit diatas sana sudah tidak berperan
sebagai mana mestinya. Apakah kita harus diam ketika pemerintah belum juga
menyelesaikan kasus kasus pelanggaran ham di masalalu, apakabar kasus munir,
apa kabar kasus wawan, apa kabar kasus novel baswedan, bahkan yang terbaru,
apakabar kelima teman kita yang gugur ketika menyampaikan aspirasi rakyat di
tahun ini? Apa kabar 600 orang petugas kpps yang meninggal dunia? Mereka
membawa api perjuangan, apakah kita akan terdiam dan membiarkan api semangat
mereka padam? Mereka ini pejuang
demokrasi atau korban demokrasi?
"Bukan hanya menolak lupa, tapi kita juga tidak akan pernah lupa untuk terus menolak."
–Rocky Gerung (aksi Kamisan 22 Januari 2015)
Universitas padjadjaran Kampus berstandar
internasional, kampus pergerakan dan kampus yang dekat dengan rakyat, katanya.
Harusnya bisa mengambil sikap tentang segala sesuatu yang terjadi dinegeri ini,
apalagi kita sebagai mahasiswanya.
Suara Jurnal Jurnil 2019 (07-11-2019) |
Mari
kita mundur kebelakang ketika negeri ini sedang ramai ramai membahas pelemahan
kpk dengan RUU KPK yang sudah di sahkan.
Saat itu
dalam suatu momentum pilrek unpad, para calon rektor kita ditanya tentang
pendapatnya mengenai RUU KPK, tidak ada satupun yang mengambil sikap, mereka
semua memilih diam lalu kemudian plt
rektor yang tidak perlu saya sebut namanya mengeluarkan statement bahwa
Universitas padjadjaran bersikap netral tentang masalah RUU KPK. Apakah pantas
perguruan tinggi yang terkenal dan salah satu yang terbaik di Indonesia
bersikap netral? Bukan gitu cara mainnya prof, bersikap netral adalah hanya
untuk mereka yang tidak mengerti, untuk mereka yang tidak mampu, untuk mereka yang tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Ada berapa banyak guru besar yang ada di
universitas ini? Ada berapa banyak akademisi akademisi yang mempuni di kampus
ini? Mengapa mereka tidak di beri tempat berkumpul lalu membuat kajian itu lalu
menentukan sikap? Jangan merendahkan martabak kampus kita tercinta ini.
Ups
mohon maaf mungkin saya bicara terlalu jauh, kan saya masih mahasiswa baru yang seharusnya
masih di asuh dan belum bebas sepenuhnya . Saat ada seruan aksi nasional kemarin, para maba di takut
takuin kuis, dapet nilai e, gak lulus matkul. Udah gitu almet telat turun,
dijanjiin pake surat edaran tapi tetep gak sesuai janji, tapi yaudah lah agap
aja itu aib pertama yang kita ketahui sejak menjadi mahasiswa UNPAD. Kita gak
disambut baik sebagai mahasiswa, harusnya ketika kita masuk unpad, kita sudah
setara dengan mahasiswa lainnya, tidak di beda bedakan antar tingkatnya.Masa
yang turun demo minimal dari semester 3 keatas ya bukan gitu lah cara mainnya.
Tujuan kita kuliah kan untuk menjadi cerdas lah kok malah dibodoh bodohi.
Ok skip.
Nah dari yang sudah disampaikan tadi, seharusnya kita sadar sebagi mahasiwa
harusnya kita bisa meningkatkan rasa kepekaan kita terhadap apa yang terjadi di
sekitar kita, baik itu isu nasional maupun isi di daerah. Bagaimana kebebasan
berpendapat kita di bungkam, banyak aktivis yang dikriminalisasi, bagaimana peraturan
peraturan tentang wanita masih belum menjadi prioritasnya Negara.
Mahasiswa
harus dapat berguna bagi masyarakat, bagi anda yang tidak suka turun ke jalan
untuk melakukan aksi, tidak masalah, kita dapat berbagi peran disini anda yang
pecinta alam, lakukan pengabdian dengan membahas dan mengatasi isu isu
lingkungan, anda yang suka belajar agama baik internal kampus maupun eksternal
kampus, ikutlah dalam membangun pribadi dan akhlak akhlak penerus generasi
bangsa, anda yang suka terhadap dunia pendidiakn, ikutlah berpartisipasi dalam
membangun pendidikan kita, sekecil apapun itu tetap menjadi bagian dari
perjuangan. Intinya adalah kita sebagai mahasiswa tidak boleh sampai menjadi
apatis dan tidak mengambil peran dalam perkembangan isu isu di sekitar kita.
Comments
Post a Comment